Kamis, 18 Juni 2009

KEBUN RAYA EKA KARYA BEDUGUL


1. Kebun Raya Eka Karya
Jika Bogor punya Kebun Raya Bogor, Bali juga punya Kebun Raya. Namanya Kebun Raya Eka Karya, tapi masyarakat Bali lebih suka menyebutnya Kebun Raya Bedugul, karena memang letaknya di Desa Bedugul Tabanan. Letaknya sekitar 60 km dari Denpasar dan berada di jalur Denpasar - Singaraja dan berada pada ketinggian 1.250-1.450 meter di atas permukaan laut. Total luas Kebun Raya Eka Karya adalah 157 hektar dengan landscape yang sangat bersahabat. Karenanya hawa disini cenderung sejuk dan dingin, disertai kabut pada musim hujan. Dapat ditempuh sekitar 1 jam dari Denpasar atau Kuta. Mendekati Bedugul jalanan agak menanjak dan berkelok-kelok. Jika hujan tiba, sebaiknaya hati-hati karena jalan menjadi berkabut dan agak licin.
Apa Yang Bisa Ditemukan Di Kebun Raya Bedugul?

Ketika sampai di kawasan Bedugul, objek wisata pertama yang bisa dikunjungi adalah Kebun Raya Eka Karya yang lebih terkenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul. Kebun raya ini kita jumpai pertama kali ketika masuk kawasan Bedugul, tepatnya wilayah desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Dari jalan raya Denpasar-Singaraja, kebun raya ini berada di kiri jalan dengan petunjuk besar di sebuah gapura masuk kawasan.
Kebun Raya Eka Karya memiliki dua pintu masuk. Pintu kiri khusus pengguna mobil, sedangkan di kanan untuk pengguna sepeda motor. Perbedaan pintu masuk ini dilakukan karena mobil dperbolehkan masuk sedangkan motor tidak. Sehingga jika mengendarai mobil dapat lebih menjangkau wilayah-wilayah terjauh di areal kebun raya. Namun, karena suasananya yang dingin dan menyegarkan oleh berbagai macam tanaman, jalan kaki (trekking) bisa jadi pilihan menarik.

Sebagai kebun raya, Kebun Raya Eka Karya memiliki ribuan koleksi tanaman yang mencapai 16.000 tanaman koleksi yang terdiri dari 13.584 spesimen yang terdiri atas
1.604 jenis, 753 genus dan 174 famili. Ribuan koleksi yang ditanam dengan penataan sedemikian rupa meliputi koleksi umum 919 jenis, anggrek 209 jenis, pepohonan keperluan kegiatan ritual umat Hindu 140 jenis, paku-pakuan 67 jenis, kaktus 68 jenis, poaceae 57 jenis, palem 42 jenis, aquatik 25 jenis dan nursery/obat-obatan 43 jenis.

2. Koleksi Tanaman Obat-obatan di Kebun Raya Eka Karya

Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Bali, secara khusus memiliki koleksi tanaman obat-obatan (usada), disamping ratusan jenis koleksi tanaman untuk konservasi. Tanaman mengandung khasiat obat-obatan dirintis sejak tahun 2005 dan kini telah memiliki ratusan koleksi. Berdasarkan pengobatan tradisional Bali yang termuat dalam naskah lontar terdapat sedikitnya 491 jenis tumbuhan berkhasiat obat, namun yang dikoleksi baru 165 jenis tanaman yang sangat baik untuk penyembuhan berbagai penyakit yang diderita umat manusia. Pengembangan tanaman obat-obatan sebagai upaya konservasi terhadap jenis tumbuh-tumbuhan yang memiliki potensi dalam pengobatan tradisional Bali.

Dalam pengembangbiakan koleksi tanaman obat-obatan, meliputi yang sudah dibudidayakan, yang masih liar maupun keberadaannya yang mulai terancam dan berada di ambang kepunahan. Koleksi yang mengandung khasiat obat-obatan antara lain tanaman daun sendok (Plantago major) yang berkhasiat menghentikan pendarahan. Demikian pula kayu urip atau cocor bebek (Kalanchoe Pinnata) sebagai obat bisul, luka, sakit kepala, demam dan batuk.

Kebun Raya Eka Karya juga memiliki koleksi biji kebun 311 jenis, biji umum 402 jenis, herbarium kebun 634 jenis, herbarium umum 873 jenis, herbarium lumut 60 jenis dan artefak etnobotani 79 buah. Selain itu juga masih ada tumbuhan liar dan berbagai burung yang menjadi koleksi.
Ada beberapa jalur yang bisa kita tempuh kalau berkunjung. Oleh pengurus kebun raya, jalur tersebut dibagi menjadi enam yaitu Jalur Kuning, Jalur Oranye, Jalur Ungu, Jalur Merah, Jalur Biru, dan Jalur Burung. Jalur Kuning merupakan jalur yang pertama kali kita temui setelah candi bentar sebagai gerbang utama. Kita akan melewati jalan beraspal, jalan setapak, dan sesekali jalan padang rumput. Jalur ini melingkar dan nantinya akan berakhir kembali di pintu utama tempat kita pertama kali masuk. Melewati jalur ini kita akan mennemui rimbun pohon cemara pandak (Dacrycarpus imbricatus) yang tinggi-tinggi dan menjadi inang bagi tumbuhan lain seperti paku dan anggrek, koleksi tanaman upacara seperti daun sirih, bunga melati, kayu dadap, kunyit, dan lain-lain. Kita juga akan melewati bunga bangkai, tanaman pandan, Pura Batu Meringgit, dan dua buah patung yaitu patung Rahwana Jatayu dan patung Kumbakarna Laga..

Jalur Ungu akan melintasi jalur berbagai koleksi tanaman anggrek liar di Indonesia dan koleksi kaktus. Sejumlah informasi yang mencapai 4000 jenis anggrek. Jenis-jenis anggrek tersebut antara lain anggrek kalajengking (Arachnis flos-aeris) yang berwarna coklat cerah dan diselingi warna merah muda. Ada juga anggrek tanah (Spathologlottis plicata) dan barisan anggrek dari Amerika Utara dan Selatan antara lain Epindrum Radicans. Sebagian anggrek itu berbunga sepanjang tahun dengan warna merah, jingga, ungu, dan oranye. Lebih lengkap, anggrek-anggrek itu juga berada di dua rumah kaca di jalur ini. Pada bulan Juli-Agustus, kita bahkan bisa melihat bunga anggrek hitam (Coelogyne Pandurata) yang terkenal itu.

Pada Jalur Merah kita bisa melihat bagaimana sususan rumah tradisional Bali yang unik. Rumah itu lengkap terdiri bangunan-bangunan kecil yang terpisah dalam satu kesatuan. Di jalur ini juga kita bisa melihat tanaman tradisional yang digunakan masyarakat Bali sehari-hari seperti makanan, pakaian dan serat, obat, bumbu masak, bahan bangunan, mainan, hingga bahan upacara.
Menyusuri Jalur Merah kita akan mengelilingi taman tumbuhan paku. Jalur ini menyusuri jalan berbatu sehingga seperti memberikan pijatan ketika berjalan. Otomatis, kita akan lebih segar. Adapun jenis tanaman paku di jalur ini antara lain paku suplir dengan sekitar 200 jenis, paku pohon, paku rane, paku sarang burung, dan semacamnya. Ada pula tumbuhan paku untuk industri rumah tangga dan tumbuhan paku yang sangat kuno yaitu paku belalai gajah. Tumbuhan bernama latin Angiopteris evecta ini berbatang pendek namun daunnya sangat besar.

Jalur terakhir yang bisa kita lalui adalah Jalur Burung yang dirancang sedemikian rupa agar kita bisa melihat burung-burung di habitatnya langsung. Burung yang bisa kita jumpai antara lain jenis Australia seperti burung hisap madu Australia yang berbentuk kecil dengan warna coklat suram, punggungnya coklat, dan bagian bawahnya abu-abu. Sedangkan burung jenis Asia yang bisa temukan adalah burung sriganti yang suka bergerak cepat kalau terbang dari satu pohon ke pohon lainnya. Burung lainnya seperti walet sapi, tekukur, kucica batu, bondol jawa, kepodang, dan lainnya. Di seluruh areal, burung-burung itu bisa kita nikmati sambil berjalan atau duduk-duduk di padang rumput sambil beristirahat.

3. Pengunjung Kebun Raya Eka Karya

Kebun Raya Bedugul paling banyak dikunjungi keluarga pada akhir pekan, setiap tahunnya mendapat kunjungan tidak kurang dari 400.000 orang yang sebagian besar masyarakat lokal Bali dan wisatawan dari berbagai daerah di nusantara. "Wisatawan asing yang mengunjungi kebun raya seluas 157,5 hektar itu tidak lebih dari 20.000 orang atau lima persen setiap tahunnya," kata salah satu pegawai Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bedugul, I Nyoman Candra. Ia mengatakan, meskipun pengunjung setiap tahunnya menunjukkan peningkatan, namun jumlah itu belum sesuai harapan, yakni pendapatannya belum mampu menutup seluruh biaya operasional. Dari pengunjung tersebut diperoleh pemasukan melalui penjualan karcis sekitar Rp 2 milyar atau baru mencukupi 30 persen biaya operasional yang mencapai Rp 7 milyar per tahun. Candra menambahkan, sisanya termasuk gaji pegawai mendapat subsidi dari pemerintah pusat melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Masih perlu upaya guna lebih banyak lagi menarik minat kunjungan wisatawan asing agar prosentasenya meningkat dan mampu mendongkrak perolehan pendapatan, ujarnya.

Kebun raya terluas di Indonesia itu menggulirkan sepuluh program pokok selama empat tahun 2005-2009 dengan harapan mampu menjadikan kebun raya terbaik kelas dunia. Program tersebut antara lain meningkatkan pengelolaan, penambahan koleksi, tanaman, mengintensifkan penelitian dan pengembangan flora Indonesia. Selain itu juga memperbanyak tumbuhan langka berpotensi, pengembangan SDM, meningkatkan sarana, prasarana, kerjasama kemitraan serta pelayanan jasa dan informasi.

4. Obyek Wisata Sekitar Kebun Raya Eka Karya

a. Danau Beratan dan Pura Ulundanu Beratan

Jangan terlalu lama beristirahat, masih ada tempat lain di Bedugul yang belum dikunjungi yaitu tiga danau. Danau pertama yang bisa dikunjungi adalah Danau Beratan yang berada di kanan jalan menuju Singaraja. Jaraknya sekitar 300 meter dari Kebun Raya Bedugul. Kita bisa menikmati hanya duduk-duduk di pinggir jalan sebab danau ini berada persis di sebelah jalan. Namun jelas akan lebih baik kalau kita masuk objek wisata ini. Untuk itu kita harus membayar tiket Rp 3.300 termasuk asuransi.
Areal pertama di objek wisata ini adalah taman bermain. Di salah satu bagian terdapat tempat bermain anak-anak berupa ayunan, kursi putar, dan lain-lain. Di sebelah arena bermain ini terdapat restoran yang ketika waktu makan siang, penuh oleh pengunjung karena menyajikan makanan prasmanan. Masih di areal taman, di bagian lain terdapat sebuah Candi Budha berupa stupa setinggi sekitar lima meter yang dikelilingi empat patung Budha di bagian bawah. Hal ini menandakan bagaimana multikulturalisme itu berjalan di Bali sejak dulu. Apalagi persis di sebelah candi Budha itu terdapat Pura Ulun Danu dimana masyarakat Hindu bersembahyang ketika berkunjung ke Bedugul. Selain itu, tidak jauh dari areal Pura Ulun Danu ini terdapat masjid sehingga nuansa multikultur itu semakin terasa. Ini yang membuat Bedugul benar-benar berbeda!

Di sekeliling pura yang menjadi bagian utama, terdapat taman dengan rumput hijau. Pohon-pohon cemara membuat suasana hijau itu bertambah lengkap. Kita bisa berjalan-jalan di trotoar untuk pejalan kaki. Di bagian paling timur dari Pura Ulun Danu ini terdapat dua meru bertumpang solas dan tumpang pitu. Dua meru ini agak terpisah dari daratan sehingga menjadi objek foto yang menarik. Di sebelahnya ada rumpun bambu dimana biasa terdapat orang mancing. Untuk sewa pancing, pengunjung hanya membayar Rp 5.000 sepuasnya. Masih di danau ini, kita bisa naik boat berkeliling Danau Beratan dengan membayar Rp 25.000 sekali keliling atau sekitar 20 menit. Selain naik boat, ada pula pelukis wajah atau potret diri yang melukis wajah hanya dalam waktu 15 menit. Untuk itu kita harus membayar Rp 10.000 per lukisan.

b. Danau Buyan

Setelah di Beratan, dua danau lagi yang bisa kita kunjungi adalah Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Dua danau ini sudah masuk wilayah Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Danau Buyan yang berada di kiri jalan desa Pancasari menjadi tempat terkenal untuk para pemancing karena banyaknya ikan di tempat ini. Jumlah pengunjung di tempat ini tidak sebanyak di Beratan. Namun bisa menjadi tujuan wisata kalau Anda berkunjung ke Bedugul.

c. Danau Tamblingan

Danau terakhir adalah danau Tamblingan yang berjarak sekitar 5 km dari Danau Buyan. Untuk menuju danau ini kita akan melewati jalan menanjak dengan tikungan sangat tajam. Jalan ini berada di Bukit Pangelengan dimana terdapat gua Jepang bekas Perang Dunia II dulu. Namun gua bersejarah sepanjang jalan itu tidak terlalu diperhatikan karena di tempat ini juga terdapat habitat monyet jinak. Beberapa pengunjung biasa berhenti untuk bersembahyang di pura kecil di jalan ini atau hanya sekadar menggoda monyet-monyet tersebut. Untuk menuju Danau Tamblingan, pilihlah jalan ke arah kiri ke arah Munduk dari jalan menuju Singaraja setelah melewati Bukit Pangelengan. Jalanan di sini lurus dengan beberapa kali naik turun. Jalan beraspal ini seperti persisi berada di puncak bukit sehingga kita bisa melihat dua danau di sebelah kiri dan Kota Singaraja di kejauhan di sebelah kanan.
Ketika sampai di Desa Wanagiri, pemandangan dua danau yaitu Buyan dan Tamblingan itu terlihat dalam satu pandangan terpisah oleh hutan kecil. Danau itu berada di bawah kita dengan bukit kembar sebagai latar belakang. Air danau yang tennag berkilauan tertimpa matahri sangat bagus dilihat dari tempat ini. Agar bisa menikmati dengan enak, kita bisa psan kopi di tempat ini. Sebab daerah Munduk, Banyuatis, dan Wanagiri merupakan desa penghasil kopi yang terkenal itu. kita bisa menikmatinya sambil duduk-duduk di beberapa tempat yang disediakan warga setempat untuk para pengunjung. Percayalah, ini pemandangan danau terbaik yang mungkin bisa kita temui di Bali. Puas menikmati danau dari atas bukit, kita bisa turun ke Danau Tamblingan namun harus sedikit memutar. Sebagian tamu ada yang turun langsung dengan berjalan kaki namun sangat beresiko. Kalau memutar dengan mengendarai motor atau mobil, kita masih akan mendapatkan pemandangan yang sama namun jalan lebih kecil. Sesampainya di Danau Tamblingan, kadang ada tamu yang memilih treking membelah hutan di tempat ini. Bagi siswa sekolah atau mahasiswa, tempat ini juga jadi tempat kemah yang menarik.

c. Pasar Buah Candikuning
Perjalanan kita di Bedugul akan lebih lengkap ketika kita mampir di Pasar Candikuning. Pasar ini berada di kiri jalan Denpasar-Singaraja dekat pintu masuk ke areal Kebun Raya Bedugul. Di sini kita bisa membeli berbagai buah seperti rambutan, salak, pisang, apel, dan lain-lain. Namun dari sekian buah itu, strawberi adalah buah yang paling terkenal dari Bedugul. Selain buah, kita juga bisa membeli sayur, tamanan hias, dan souvenir lain sebagai pertanda kita telah berwisata di Bedugul.

Disadur dari berbagai sumber

1 komentar:

  1. actually it is very unique blog, with black back ground...seems like death tourism...
    Aniway we give you mark A (90) because of the uniqueness
    Keep the spirit for writing and sharing knowledge in BLOGSPOT!!

    Made Bayu Via Pak Budiarta

    BalasHapus