Kamis, 04 Juni 2009

PENGELOLAAN BALI SEBAGAI WISATA PULAU DENGAN KONSEP PARIWISATA BERKELANJUTAN




Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat megalami metamorfosis dalam berbagai aspeknya. Peningkatan kegiatan pariwisata dan ekspor nonmigas merupakan medan juang yang yang harus diperjuangkan dengan mati-matian, sudah barang tentu alasannya karena indonesia sudah tidak mungkin lagi mengandalkan minyak dan gas bumi yang sebelum tahun 1986 menjadi primadona bagi sumber dana pembangunan nasional. Untuk menoleh ke industri yang lain, kita masih sangat jauh ketinggalan dan kebanyakan negara yang sedang berkembang memiliki potensi pariwisata yang baik, yang dalam waktu singkat akan mampu meningkatkan keuangan negara jika dibanding dengan sektor-sektor industri yang lain.

Pemilihan penggalakan industri pariwisata memang sangat tepat, karena industri ini merupakan industri yang sangat kompleks, tak perlu modal yang terlalu tinggi dan akan meningkatkan pula usaha dalam bidang-bidang lai seperti perhotelan, transportasi, agen perjalanan, bank, usaha asuransi, rumah-rumah hiburan, perusahaan barang souvenir, pengemasan pertunjukan-pertunjukan wisata, serta pembangunan daerah dan sebagainya. Dengan demikian industri pariwisata pasti juga menawarkan lapangan kerja yang cukup beranekaragam.

Pulau telah menjadi salah satu destinasi wisata yang paling memiliki daya tarik bagi wisatawan. Banyak di kalangan wisatawan yang beranggapan bahwa sebuah pulau adalah tempat yang tempat untuk berelaksasi, menyingkir dari rutinitas kehidupan yang penuh sesak, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Keinginan untuk bersembunyi di sebuah tempat yang terisolasi telah menjadikan wisata pulau sebagai sesuatu yang populer dan dicari banyak orang. Iklan dan gambaran tentang sebuah pulau yang jauh dari mana-mana, matahari yang hangat, deburan ombak dan ditambah dengan segelas minuman segar di atas hamparan pasir putih menjadi sesuatu yang tertambat di pikiran setiap orang bila mendengar kata wisata pulau. Dan sebagai akibat dari pengembangan pariwisata, banyak kepulauan yang mengalami perubahan lanskap yang begitu dramatis yang merefleksikan pertumbuhan permintaan akan akmodasi, dan fasilitas wisata lainnya yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan. Ini menyebabkan konsentrasi atau penumpukan jumlah akomodasi dan fasilitas pariwisata lainnya dalam satu tempat, begitu juga penumpukan jumlah penduduk yang mencoba mancari rezeki ke satu daerah atau kawasan wisata.

Wisata pulau yang punya andil besar dalam membesarkan industri pariwisata juga mengalami berbagai dampak sosial dan lingkungan sebagai konsekuensi dari kegiatan pariwisata. Dan untuk mengatasi masalah ini, para perencana pariwisata sekarang berusaha mencari cara untuk menjauh dari tiga atraksi utama dalam pariwisata massal yaitu “sun, sea and sand” menuju aktivitas berlibur maupun perjalanan bisnis yang memiliki karakter belanja yang lebih tinggi. Segmen yang seperti ini memiliki kebiasaan untuk bepergian tidak hanya di saat musim-musim liburan saja, jadi hal ini akan dapat menunjang keberlanjutan pariwisata di suatu kawasan.

Pulau Dewata selama ini dikenal sebagai surganya dunia. Bahkan, tak hanya orang Indonesia saja yang mengakui pulau itu sebagai pulau wisata paling indah. Wisatawan dunia bahkan menobatkan Pulau Bali sebagai pulau wisata terbaik dunia. Hebatnya, predikat ini tak hanya sekali disandang pulau kecil di timur Pulau Jawa itu. pada tahun 2007 Bali menerima tiga jenis penghargaan serupa dari dua majalah besar di Asia dan satu lagi dari sebuah majalah terkemuka di Amerika Serikat. Sedangkan tahun 2006 tercatat 4,7 juta pembaca majalah TIME yang terbit di Amerika Serikat menetapkan pilihannya, Bali sebagai pulau wisata terbaik di dunia. Demikian pula Travel +Leisure di Amerika Serikat. Majalah tersebut juga pernah menetapkan Bali sebagai pulau wisata terbaik di belahan dunia yang layak dikunjungi masyarakat internasional.

Pariwisata yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat secara politik, keamanan, sosial dan sebagainya telah menyatu dalam keseharian masyarakat Bali yang memang sangat mengandalkan pariwisata sebagai motor penggerak perekonomiannya. Berbagai upaya telah ditempuh dalam rangka menjaga keutuhan Bali sebagai primadona destinasi wisata dunia di tengah krisis global yang melanda dunia dan berbagai musibah dan insiden kemanusiaan pernah melanda. Namun bagaimanakah sebaiknya pengelolaan Bali sebagai destinasi wisata pulau yang seharusnya dilakukan dalam upaya mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan?

Konsep Perkembangan Yang Berkelanjutan

Berbagai argumen dan perdebatan tentang pariwisata berkelanjutan telah banyak bermunculan sejak ide ini dikemukakan untuk pertamakalinya. Pariwisata berkelanjutan juga banyak ditulis dalam berbagai literatur, namun masih banyak kelemahan yang masih perlu diperbaiki. Setidaknya ada enam hal yang perlu mendapat perhatian dalam setiap riset mengenai pariwisata berkelanjutan yaitu:

1. Aturan mengenai permintaan pariwisata

2. Sumber-sumber alam pariwisata

3. Hak secara umum

4. Aturan periwisata dalam hal promosi kemajuan sosial budaya

5. Pengukuran yang berkelanjutan

6. Bentuk-bentuk perkembangan yang berkelanjutan

Konsep pengembangan yang berkelanjutan dimulai dan mulai berkembang pada awal tahun 1970. Ide dari pengembangan yang berkelanjutan pertama kali dipublikasikan oleh “International Union For The Conversation Nature and Natural Resources” (IUCN,1980) dalam “strategi perlindungan dunia”. Pada tahun 1987, The Brundtland Commission Report mendefinisikan pengembangan yang berkelanjutan sebagai perkembangan yang sesuai dengan kebutuhan masa sekarang tanpa mengesampingkan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pengembangan yang berkelanjutan bukanlah suatu keadaan yang tetap, tapi sebuah proses perubahan yang dinamis dalam sebuah harmoni sambil meningkatkan potensi saat ini dan yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.

Perkembangan pariwisata berkelanjutan memerlukan perkembangan pariwisata dan daerah asal yang memerlukan perlindungan dan kesempatan di kemudian hari. Berkelanjutan memiliki pandangan yang luas dalam perubahan sosial yang akan mengarah pada pengembangan pariwisata berkelanjutan. Tak satupun negara di dunia yang ingin kembali ke masa lalu, kembali ke zaman primitif yang jauh dari perkembangan dunia. Semua budaya pasti mengalami perubahan demikian juga yang terjadi di Bali, dan Indonesia pada umumnya. Harus disadari bahwa Bali juga merupakan bagian dari dunia yang sekarang yang juga ingin berbagi keuntungan dan bernegosiasi untuk mengurangi element negatif yang menyertai perubahan.

Pariwisata berkelanjutan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Economic Prosperity/Kesejahteraan Sosial

§ Bisnis pariwisata jangka panjang

§ Kesempatan kerja yang berkualitas, kondisi dan pembayaran yang adil bagi seluruh pekerja

2. Kesetaraan Sosial

  • Pariwisata yang dapat meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal
  • Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan manajemen pariwisata
  • Aman, memuaskan dan dapat memenuhi harapan pengunjung

3. Perlindungan Lingkungan dan Kebudayaan

  • Pengurangan polusi lingkungan lokal maupun global
  • Pariwisata yang dapat menjaga dan memperkuat keanekaragaman hayati
  • Pariwisata yang dapat memperkaya keragaman dan keunikan budaya kita

Tantangan-Tantangan Kunci Dalam Pariwisata Berkelanjutan

Berbagai faktor kunci yang sangat berpengaruh dalam upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan diantaranya adalah:

1. Meminimalisir limbah penggunaan sumber daya

Pariwisata sebagai salah satu industri terbesar menggunakan sumber daya dalam jumlah yang besar pula dalam operasionalnya. Sumber daya air, listrik, bahan bakar dan semuanya itu menghasilkan limbah yang jumlahnya tidak sedikit. Efisiensi energi mutlak dibutuhkan demi keberlanjutan kehidupan dan pariwisata itu sendiri karena sumber daya primer tidak dapat diperbaharui melainkan terus berkurang. Pengelolaan limbah dengan konsep ramah lingkungan diperlukan untuk menjaga keseimbangan alam. Pengelolaan yang tidak profesional justru akan mematikan pariwisata.

2. Menjaga alam dan warisan budaya kita

Alam dan warisan budaya adalah aset utama Bali sebagai daerah tujuan utama. Dua hal inilah yang menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata terbaik dunia, sehingga harus dilestarikan dan dijaga keberadaannya.

3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pariwisata

Masyarakat sebagai salah satu komponen pariwisata juga harus dilibatkan dan mendapatkan keuntungan dari pariwisata. Jangan sampai keuntungannya hanya dinikmati oleh segelintir orang saja, tanpa dapat dinikmati oleh masyarakat, terutama masyarakat lokal dimana kegiatan pariwisata itu berlangsung.

4. Meningkatkan kualitas pekerjaan dalam lingkup pariwisata

Selama ini, mereka yang menduduki pos-pos penting dalam berbagai institusi dan perusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata hanya dipegang oleh orang-orang luar (asing). Sedangkan orang-orang kita yang berhasil menduduki posisi penting masih sangat sedikit. Diharapkan posisi dan kedudukan yang lebih penting dapat diraih agar tidak hanya didominasi orang luar.

5. Mengurangi permintaan (demand) musiman/pada periode tertentu saja

Jumlah dari perjalanan wisata pada periode tertentu dalam satu tahun membawa dampak yang kuat dalam keberlanjutan pariwisata. Permintaan yang datang secara musiman pada periode tertentu saja akan menyulitkan untuk merencanakan dan mengatur penggunaan fasilitas wisata secara efisien. Kedatangan wisatawan dalam jumlah besar dalam satu waktu akan memberi tekanan yang kuat pada daya dukung suatu daerah tujuan wisata. Dengan menstimulasi permintaan pada periode-periode yang agak sepi dalam satu tahun (off-season), mengurusi kapasitas tambahan, akan mampu menambah revenue dalam pariwisata dan di saat yang bersamaan mengurangi beban dan tekanan pada lingkungan dan masyarakat.

Langkah-Langkah Penanganannya

1. Meminimalisir Limbah Sumber Daya

a. Mengurangi konsumsi energi dan mendorong penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui dan teknologi yang telah ditingkatkan

b. Mempromosikan dan memfasilitasi pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang material

c. Menjaga kualitas air, dengan memfungsikan saluran air air dengan benar, mencegah pembuangan limbah ke sungai dan laut.

2. Menjaga Alam Dan Warisan Sumber Daya Kita

  1. Memperkuat hubungan antara area yang dilindungi, keanekaragaman hayati, dan obyek-obyek wisata lokal

b. Manajemen pengunjung, informasi, interpretasi dan monotoring

  1. Meningkatkan kontribusi pada konservasi dan manajemen dari pengunjung dan bisnis pariwisata
  2. Produk dan pelayanan yang berkualitas

3. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Melalui Pariwisata

  1. Memaksimalkan proporsi pendapatan yang dikelola secara lokal, beserta keuntungan-keuntungan lainnya pada masyarakat lokal
  2. Memperkuat jaringan penyediaan lokal dan mempromosikan produk-produk, pernak-pernik dan toko-toko lokal pada wisatawan

4. Meningkatkan Kualitas Pekerjaan Dalam Lingkup Pariwisata

  1. Pertukaran dan peningkatan keahlian melalui pelatihan pariwisata dan manajemen sumber daya manusia
  2. Integrasi permasalahan mengenai pariwisata berkelanjutan ke dalam pendidikan dan pelatihan pariwisata

c. Mempromosikan pariwisata sebagai pilihan karir

5. Mengurangi Permintaan Musiman/Pada Musim Tertentu Saja

  1. Mengatur pemilihan pasar yang dibidik pada pasar yang non-seasonal. Seperti segmen pasar bisnis atau non-famili, yang tidak harus berkunjung pada saat-saat liburan saja.
  2. Pengembangan produk yang inovatif, disertai dengan packaging, event dan promosi pada off-season.

c. Promosi harga dan insentif.

  1. Kerjasama antara penyedia layanan dan operator, terutama dalam hal pemasaran dan promosi.

Pariwisata akan tumbuh dan berkembang dengan cepat. Adalah tugas kita untuk meminimalisir akibat-akibat buruk sembari menjaga keberlangsungannya. Hal-hal yang dapat kita lakukan diantaranya adalah:

a. Membatasi pertumbuhannya agar dapat lebih dikendalikan

  1. Lebih banyak melakukan tindakan nyata, bukan hanya teori dan seminar yang hanya sebatas wacana. Karena sebagus apapun pemikiran kita, tidak akan berguna jika tidak diimplementasikan secara nyata
  2. Harus ada niat dan kerjasama yang baik antar semua komponen dalam mewujudkan cita-cita bersama

d. Merubah cara berpikir agar tidak lagi mencari keuntungan besar dalam sekejap dengan cara-cara yang tidak bertanggung jawab. Yang terpenting adalah berkesinambungan dan bertahan dalam jangka panjang, bukan keuntungan yang sesaat.

Kesimpulan

Pariwisata adalah kegiatan yang melibatkan banyak kalangan dari berbagai disiplin ilmu dalam pelaksanaan dan pengelolaannya. Untuk itu, juga diperlukan komitmen yang menyeluruh, holistik dari berbagai pihak untuk tetap mendukung dan menjaga kelangsungannya demi kebaikan bersama. Pengelolaan yang baik akan berujung pada keberhasilan, sedangkan pengelolaan yang buruk tanpa disertai kerjasama dan niat baik akan berakhir buruk. Bali telah menjadi primadona pariwisata dunia, dan tidak sedikit diantara wisatawan mancanegara yang mempunyai rasa memiliki Bali. mereka tidak segan-segan melaksanakan kegiatan yang nyata, yang benar-benar diperlukan dalam upaya penyelamatan Bali, sementara diantara pemerintah maupun masyarakat Bali sendiri adalah sangat jarang dapat menemukan hal seperti itu.

Saran-Saran

1. Pariwisata sebagai industri yang sangat menjanjikan, dapat membuka peluang usaha bagi banyak kalangan, dapat menggerakkan sektor lain dan hal itu akan mengundang banyak orang untuk terlibat dan tertarik untuk masuk di dalamnya. Jumlah yang tak terkendali akan sangat merugikan. Sehingga adalah sangat perlu untuk membatasi pertumbuhannya, sehingga dampak buruk yang ditimbulkan dapat diatasi dengan lebih mudah. Daya dukung Bali yang kecil harus diperhatikan. Jangan sampai Bali kelebihan beban dan akan membawa kerugian, baik dari segi fisik maupun non fisik.

2. Yang terpenting adalah memaksimalkan rata-rata jumlah belanja tamu, bukan kuantitas jumlah tamu. Pemilihan target pasar yang berkualitas, mengutamakan kualitas daripada kuantitas akan sangat membantu keberlangsungan pariwisata Bali.

3. Lebih banyak melakukan tindakan nyata, bukan hanya teori dan seminar yang hanya sebatas wacana. Karena sebagus apapun pemikiran kita, tidak akan berguna jika tidak diimplementasikan secara nyata

4. Harus ada niat dan kerjasama yang baik antar semua komponen dalam mewujudkan cita-cita bersama

5. Merubah cara berpikir agar tidak lagi mencari keuntungan besar dalam sekejap dengan cara-cara yang tidak bertanggung jawab. Yang terpenting adalah berkesinambungan dan bertahan dalam jangka panjang, bukan keuntungan yang sesaat.


REFERENSI

Lockhart, Douglas G., 1997: ISLAND TOURISM Trends and Prospects, Pinter, London and New York.

4 komentar:

  1. Pengelolaan Bali memang tidak bisa dilakukan secara parsial, namun harus menyeluruh dan melibatkan seluruh unsur yang terlibat di dalamnya. seperti pemerintah, pengusaha pariwisata, komunitas lokal maupun para akademisi sebagai salah satu pemberi masukan dalam pengelolaan pariwisata. Mengingat pariwisata adalah bidang yang melibbatkan berbagai kalangan dan disiplin ilmu di dalamnya, pengelolaan yang holistik mutlak diperlukan.

    BalasHapus
  2. saya setuju dengan pemikiran Gaahl,.

    Pengelolaan pariwisata memang melibatkan banyak komponen di dalamnya dan keberadaan kaum akademisi dalam memberi pertimbangan terutama pada kaum eksekutif dalam membuat keputusan yang menyangkut keberlangsungan pariwisata bali agar tidak terjadi kesalahan yang malah dapat menghancurkan keberadaan pariwisata Bali.

    BalasHapus
  3. Bali adalah salah satu pulau di Indonesia yang sudah terbukti keistimewaannya dalam hal pariwisata. Bahkan bisa dikatakan sebagai pilihan utama untuk berlibur. Ya, kita akui bersama (sebagai bangsa Indonesia) pulau Dewata tersebut. Tradisi serta budaya-budayanya yang masih sangat kental dijalankan oleh masyarakat, sehingga akan memberikan nuansa lingkung-lingkungan yang benar-benar berbeda. #matur suksema

    BalasHapus
  4. Bali ntar lagi ditinggalkan wisatawan jika tidak dikelola dengan sungguh sungguh. promosi besar2an tidak ada guna jika kondisi di lapangan masih berbeda jauh dengan yang terlihat di brosur maupun media promosi lainnya

    (cult) (praise) (headbang)

    BalasHapus